Sabtu, 01 Desember 2018

Penyesalan?

Belajar tentang penyesalan

dulu aku mikir bahwa orang dewasa tidak akan penah menyesal akan semua keputusan yang diambil...
dulu aku mikir bahwa orang dewasa selalu mampu mengambil keputusan yang tepat, akurat dan mengagumkan...

sekarang?
sekarang aku berfikir aku tidak pernah dewasa..
bukan belum, namun tidak akan mungkin dewasa..

hari ini aku menyadari bagaimana nyaman-nya mengakui penyesalan..
tidak berusaha merasa "tidak menyesal"
hanya menerima
dan membiarkan hadir..
membiarkan aku memiliki waktu khusus untuk menangis menyambutnya...

karena,
pernah merasakan penyesalan justru memberikanku pelajaran berharga
bahwa menyesal memang hanya sementara.
semua...
ya..
semua yang ada di dunia ini sementara.
yang aku perjuangkan
yang aku banggakan
yang mungkin aku sombongkan
semua hanya sementara..

Penyesalan mengajarkan aku arti bersyukur di masa tersulit
membuat otakku bekerja lebih keras memperbaiki hati yang berpihak pada penyesalan..

aku dan saya sangat setuju..
bahwa otak dan hati kami selalu bertengkar dimasa-masa tertentu..
tapi.. mereka juga saling membantu dan bersinergi di saat terburuk kami.

terima kasih atas pelajaran hari ini.
aku tidak pernah menyesal untuk menyambut penyesalan,
karena dari situ aku tidak akan takut menyesal di kemudian hari.

ya.
aku berhasil meminimalisir resiko dalam hidup.
aku tidak akan pernah menyesal untuk merasa menyesal.

TERIMA KASIH SESAL.
aku belajar banyak
(dan stock tisu banyak buat ngelapp ingus hari ini)


Minggu, 22 Juli 2018

Otak sesendok: meminjam istilah teman ajaibku


kekuatan otak sesendok itu ajaib!
kenapa?
karena dengan merasa otakku cuma sesendok...
aku tau aku harus berjuang lebih keras
aku tau aku tidak bisa apa-apa tanpa kehendak-Nya
aku tau aku cuma bisa terus mencoba
aku tau aku pejuang yang masih bisa di-semoga-kan

Kekuatan otak sesendok itu ajaib?
itu membuatku berkali-kali lipat mawas diri
menyadarkan bahwa aku cuma pelaksana mimpi, 
bukan penebak masa depan..
apalagi meyakini hal-hal yang belum terjadi...
membuatku tidak takut untuk "hanya berjuang"
yaaa karena aku tau otakku cuma sesendok, 
aku tidak pernah membebaninya dengan pikiran negatif.

Otakku cuma sesendok.
aku tau aku perlu memfilter ingatan.
Jika aku lupa... maka hati tidak sedang membantu otakku

Otakku cuma sesendok.
aku tidak akan membiarkannya merasa sesendok.
aku akan membiarkan hati, tangan, kaki, bahkan mulut terus berdoa untuk menemaninya

karna aku tau...
sesendok tidak sedikit
sedikit pun tidaklah buruk

Namun aku yakin, itu pas untukku

Terimakasih Allah..
terimakasih telah mengirimkan teman ajaibku.




Kamis, 07 Juni 2018

HAGIA : Hari Bahagia!


Nama :Hagia Xavier Defri
Lahir  : 8 Oktober 2017 - 18.29 WIB

Aku belajar banyak dari anak sekecil ini. 

Dimulai dari posisi si Hagi di perut uni yang belum ps di jalan lahir, kami sekeluarga tanpa panik dan gelisah berdoa dan berusaha memberikan afirmasi positif untuk uni.
Kadang terharu kalau ingat bahwa anak sekecil ini masih di dalam perut sudah bisa diajak komunikasi. Ya kami mempercayai. Secara bergantian kami mengobrol dengan Hagi di perut.
Usaha Uni dan kakak Ipar rajin berolahraga dengan gym ball membuat kami merasakan usaha antara Madre Padre dan Hagi. 
Karena kami yakin Hagi juga semangat untuk menemui kami ❤️

Setelah Belajar tentang keyakinan bahwa semuanya akan sebaik yang kita semoga-kan.
Saya belajar mengenai komunikasi.
Bagaimana seorang bayi sekecil ini hanya memiliki satu bahasa kasih “menangis”
Dengan sabar Uni tetap berbincang dengan si Hagi, ya meskipun kita tau jawabanya tetap “menangis” tapi uni yakin Hagi memahami.
Bagaimana Orang Tua berjuang memahami dan berusaha berkomunikasi dengan anaknya. Bagaimana orang tua berjuang dengan sabar menangggapi setiap tangisan anaknya.
Dari situ aku sadar bahwa komunikasi itu tentang bagaimana ada yang mau memahami lebih dulu. Aku malu jika aku ingat pernah atau sering mengalami diskusi alot dengan Bunda babe. Kadang merasa bunda babe tidak mau mengerti maksudku atau bahkan dengan jahatnya aku pernah berpikir “iya-in aja biar cepet deh” tanpa mau berlama lama melanjutkan diskusi.
Secara tidak langsung--- dengan sombong menganggap bunda babe tidak akan memahami ku. Pdahal? 
Beliau dan aku besar dijaman yang berbeda. 
Sudah sepantasnya aku sabar membiarkan beliau mempelajari aku. 
Seharusnya dengan sabar aku tetap berjuang menjelaskan dan ga boleh malas mengulang. 
Karena beliau ga pernah malas mengajari aku berbicara yang aku yakin aku sering salah ucap dan tidak paham.

Jangan dikira bayi itu cuma bisa menangis, justru bayi itu mengajarkan aku tentang belajar sepanjang hayat
hatiku kelu ketika mendengar tangisanya, dia sedang berjuang mengkomunikasikasikan kepada orang disekelilingnya
dia berjuang. 
Lihat deh perkembangan bayi dari bulan demi bulan, selalu ada progres ajaib yang dia tunjukin ke aku.
LAH AKU? 6 bulan aja cuma bisa menghasilkan Proposal Tesis
Jadi ketika aku males belajar, males ngapa-ngapain, aku liat foto HAGIA langsung MALU
AKU YANG UDA BISA NGAPA-NGAPAIN MALES
lah HAGIA saben hari belajar, tiap hari explore, tiap hari cari tau
instropeksi menampar buat aku.
SELAMAT SAHUR

Terimakasih HAGIA- Terimakasi ALLAH.

with love
ZiaArin


14  November 2017

31 Maret 2018

Jumat, 13 April 2018

Menunggu 🌸

Hari ini aku belajar tentang menunggu.
Aku si sumbu pendek yang tidak pernah jago tentang menunggu.
Semenjak jadi penerima manfaat BPJS kesehatan, aku mengalami beberapa episode menunggu.
Hari ini aku benar-benar menyiapkan sesi menungguku.
Aku membawa buku bacaan, Padkay aku charge (karena didalamnya menyimpan beberapa e-book), aku membawa minum, aku membawa snack, aku membawa beberapa artikel pendukung thesis, dan aku pastikan kuota di telepon selulerku cukup.

Seperti biasa aku memulai antrian untuk pemberkasan pukul 5.00 am
Tepat setelah sholat subuh aku langsung ke SMC.
Pukul 8.17 am namaku dipnggil, ternyata ad berkasku yang ketinggalan, aku tidak tahu jika setiap kontrol aku harus membawa surat rujukan awal dari dokter keluarga(my bad) alhasil aku lsg pesen Ojek On-Line untuk pulang ke rumah. FYI jarak SMC ke Rumahku sekitar 10km, tidak terlalu jauh namun melawati banyak traffict light, Pasar, dan sekolahan. Ruwet.
Selama Perjalanan aku memilih diam, menenangkan diriku yang kecewa akan keteledoranku. Sampai akhirnya pak Ojek membuka pembicaraan. Aku jawab sebisaku karena pikiranku sedang melayang-layang entah kemana. Si bapak akhirnya tau kalau aku mengambil secarik kertas agar bisa melanjutkan kontrolku. “Waaah mbaa nunggunya uda lama, antrinya pasti panjang ya kalau BPJS?” Aku diam. Agak lama. Lalu ku jawab “hehe iya pak, cuma nunggu aja kok pak .. ga sakit” si bapak tertawa. Aku kembali diam karena otakku mulai sibuk berfikir.

Singkat cerita (yang sesungguhnya sudah terlalu panjang ini) aku tersadar bahwa sesungguhnya tidak ada yang salah dari menunggu. Aku yang terlalu memusingkan ketakutanku tentang “bosan menunggu” jadi ketinggalan secarik kertas penting, padahal tasku penuh dengan amunisi “takut bosan”.
Aku terlalu sibuk mencari solusi akan ketakutanku. Padahal bukan tugasku mencari solusi. Toh sebenarnya menunggu bukan masalah besar.
Jadi, apa pelajaranku hari ini?
  1. Allah sudah menyampaikan di Al-Quran, manusia hany butuh Sabar dan Sholat. Coba kalo aku berfikir dari awal tentng kasih sayang Allah yang ini, aku pasti bisa fokus dan ga akan ketinggalan deh secarik kertas keramat itu
  2. Menunggu itu hanya kosakata duniawai, pada hakekatnya Allah menyuruh Hamba-Nya untuk tetap produktif, dengan apa? Dengan sabar dan sholat, bisa dengan membaca buku, bisa dengan mengobrol untuk menambah silaturahmi, atau apapun yang bikin aku dapet value added ku sendiri. 
  3. Menunggu bukan perkara yang memusingkan, karena itu tergantung aku meamnfaat kan waktuku. Komplain tidak akan membuat waktu tunggu ku berkurang, sama halnya sekarang, aku cuma antri buat menghadap Allah, selama   Hampir 27th aku belom brani komplain buat buru-buru menghadap Allah
  4. Yah... makin sadar lah aku akan kualitasku, untung Allah selalu mengingatkan dengan kejadian sederhana. Aku jadi merinding disko. Ngebayangin kalau aku diabaikan... maafin aku ya Allah

Terakhir aku berdoa untuk segenap pejuang antrian BPJS semoga segera sehat dan bahagia selalu. 

Jumat, 23 Maret 2018

halo Nak :)

Untuk anakku di masa depan...
kali kedua ibu menyapamu :)
Sepertinya mengingatmu adalah hiburan terbaik di waktu terberat ibu..

iya..
ibu sedang menulis tesis nak.
doakan ibu ya...
kamu sedang apa di masa depan?

kau tau nak, merindukan masa depan itu membuat ibu bersemangat seketika..
yaa.. ibu membayangkan bertemu dengan mu...
karena sebelum bertemu dengan mu, banyak yang harus ibu persiapkan,

aaah..ibu sepertinya telah mencintaimu...
karna ibu begitu takut mengecewakanmu...

ibu itu bukan gadis yang pintar nak,
yang pandai merencanakan masa depan yang tertata..
ibu tidak berprestasi seperti wanita mengagumkan..
ibu hanya tau berjuang, melakukan sebaik mungkin dan sekuat tenaga.

tapi, ya ibu cuma anak muda biasa...
kadang kalo mampet tesis, ga minat buat lanjut nulis,
ibu akhirnya berkhayal...
dan ajaibnya ibu cuma berkhayal bertemu denganmu..

Nak...
doakan ibu bisa lebih baik ya
ibu tidak ingin mengecewakanmu...

baik-baik ya di masa depan.
ibu sedang berjuang!

with love
IbuKIUD




Senin, 19 Februari 2018

celoteh tentang RUU yang krusial

Seandainya dari dulu orang dewasa dalam beragama, menurutku ga akan sampe kejadian seperti skg ini.
Contoh simple sex before married. Jika Tuhan melarang itu pasti ada alesanya
Beberapa kali aku baca article sex before married itu emg banyak rugi drpd happy nya
Aku pun dulu sepenasaran itu tentang sex tapi sebelumnya aku cari tau kenapa Agama aku ngelarang. Aku emg ga suci2 banget,,
ga bersih banget,,
ga pernah ini itu,
aku akui dolooooo jugapernah pacaran, gandengan tangan, dan melakukan gesture kasih sayang ((sewajarnya)) meskipun pasti kalo ini dibaca akun IG suci, aku pasti udah disumpahin masuk neraka.

menurut aku, Sesungguhnya sex before married itu yg kena mental dan psikis kamu. Mangkanya Manusia itu makhluk sempurna. Dikasih akal dan hati buat tau apa resikonya. Sex before married buat beberapa orang jadi merasa ga nyaman ama hubunganya sendiri, kadang malah bikin blur bertahan asas dasar sayang cinta apa yg merasa “ena”, rasa bersalah, dan rasa2 manusiawi lainya.
Ga semua orang, "dewasa" dalam menghadapi resikonya.

Memang itu hak. Tapi manusia kadang lupa Tuhan itu sayang banget sama mereka. 
Sampe diatur dengan jelas semuanya. Apa-apa yg beresiko merugikan mereka.

Sekarang, banyak orang ngatur urusan orang... padahal sebenernya ga perlu
Sekarang, banyak orang ngerasa diatur... padahal itu tanggung  jawab individu
Sekarang, orang pada marah, gegara keputusan individu jadi ranah pemerintah

semua aja di-pidana-in
semua aja di-penjara-in

makin lama ga perlu dewasa. jadi aja anak kecil yang selalu ditakut-takut-i
udah ah aku pusing
kenapa juga aku ngurusin sih

Senin, 22 Januari 2018

kau pasti setuju denganku,
memperdebatkan masa lalu sungguh tak berguna
biarkan dia disitu

aku tidak tau mengeskpresikan apa yang kurasakan hari ini
ya... aku terlau rindu.
memikirkanya saja aku rindu
begitu bagus ya kenangan itu

aku mengingat semua kenangan yang bagus

dan kau itu...
bagus :)




Selamat Ulang Tahun...


kau tau?
aku selalu bergembira ketika mengingat ini hari ulang tahunmu
aku bersyukur Ibumu dengan selamat melahirkan dirimu
aku bersyukur Tuhan menghadiahkan "perkenalan kita" sebagai hadiah untukku

aku si kolektor kenangan
iya, terkesan menye-menye
tapi aku hebat, mengubah kenangan menjadi ingatan penyemangat
tak akan kusia-sia kan kenangan-kenangan indah itu
amunisi masa depanku !
Ingatan akan kenangan membuatku bersemangat

karena dengan kenangan, aku selalu bersyukur
aku selalu berterimakasih atas semua pembelajaran masa laluku
dan aku selalu bersemangat menyambut masa depanku

kau secara tidak sengaja mengajarkan aku untuk selalu menjadi versi terbaikku
membuatku berani menghadapi apapun didepan...

Itulah mengapa, rasa terimakasihku tak pernah habis untukmu
dulu, hari ini, hingga kapanpun
aku selalu merasa berhutang "kasih" kepadamu
maafkan aku.

Terima kasih Mr. S
Semoga Bahagia  dan Sehat Selalu

Selasa, 09 Januari 2018

obrolan tai : MENCINTAI atau belajar MENCINTAI?

ini bukan lanjutan tulisan kemaren yaa, meskipun maren juga masih bersambung, doooh kalo diinget - inget udah ada 2 tulisan yang bersambung di blog ini. tapi ya ndak perduliii~

seperti biasa setiap tulisan disini pasti berawal dari pertanyaan receh yang akhirnya aku pikirin juga wk!

gausah cerita lengkapnyaa, karena bkal panjang banget sih entar, lsg intinya aja, jadi temen aku nanya tentang mending dicintai atau mencintai.

sepersekian detik setelah pertanyaan keluar aku dengan mantap meenjawab "mencintai"

"haha.. kenapa?" dalam keadaan sesungguhnya temen aku sempet kaget dan menyatakan bahwa wanita biasanya memilih untuk dicintai karena biasanya pejuang sejati adalah lelaki, sedangkan wanita mudah dalam belajar mencintai.

"menurutku lebih mudah mencintai, daripada belajar mencintai..."

"dasar wanita pemalas.."

"HAHA..."

"seriusan deh, bukankah lebih aman dicintai dan belajar mencintai?"

"aman? maksudnya gimana ini? aman untuk siapa?"

"maksud aku, bukankah kamu orang yang begitu sulitnya percaya sama hal beginian ya? kan resiko sakit  lebih kecil ketika kamu dicintai.."

"sepertinya aku lebih malas mengambil resiko aku menyakiti orang yang mencintai ku.. lebih sakit kalo dengan sadar menyakiti orang lain ga sih?"

"HAHAHAH, interesting.. ini seperti tidak konsisten dengan sifat cuekmu selama ini"

"aku gasuka ah obrolan ini, mbleber kemana-mana, intinya aku lebih suka mencintai, kenapa jadi perdebatan sakit menyakiti..."

"jelaslah penasaran, ini aneh..."

"sejak kapan aku ga aneh dimata mu?" 

temen aku yang super nyebelin terus mendesak mencari tau alesaku, akhirnya aku jawab! (lemah)

"Ketika aku mencintai, aku akan melakukan semuanya dengan senang hati, tanpa beban, dan apapun yang aku lakukan bakal jadi kebahagiaan aku sendiri. Mencintai itu keputusan, aku meskipun egois, aku tau gimana caranya menanggulangi rasa sakit akibat perbuatan aku sendiri (amit-amit kalo sampe habis jatuh cinta lalu sakit) karena aku sadar ini resiko yang nempel sama yang namanya JATUH CINTA! mana ada sih jatuh yang ga sakit? rasa sakit yang mungkin timbul akibat kelakuan aku sendiri. nah coba dibalik jikalau aku belajar mencintai karena aku diposisi dicintai, hidup aku tidak akan tenang karena penuh dengan tebak-tebakan bagaimana aku kudu bersikap seharusnya, bagaimana aku harus mengharagai effort seseorang yang uda cinta ma aku, karna aku tau rasanya mencintai, aku makin merasa bersalah kalo aku gabisa bales. gabakal tenang hari-hari aku terbebani dengan tanggung jawab sebesar itu. sejujurnya aku juga lagi belajar mencintai, belajar jatuh cinta dengan ciptaan Allah karena Allah. kalopun aku akhirnya jatuh cinta, semoga itu semua karena Allah.. misal doi GANTENG, --SUBHANALLAH begitu Gantengnya Ciptaan Allah, Allah Maha Besar.. -- ini contoh recehnya, intinya aku kudu sadar bahwa semua milik Allah, jadi aku ga akan MENG-HAMBA dan MENDEWAKAN manusia yg bikin aku jatuh cinta, tidak mabok kepayang wkakakka, masih bisa rasional dan bersyukur dalam mencintai..GILS KOK PANJAAAANG SIH! FIX aku CURHAAAAT!!!"

akhirnya kami berdua ngakak dan selanjutnya tak membahas ini lagi, semoga aku punya temen ga pada usil ngasih pertanyaan yng bikin selalu pusing wk!


Rabu, 03 Januari 2018

APA GUNA LELAKI (dicerita ini)

kayaknya tulisan ini bakalan panjang, soalnya agak emosional. bukan apa-apa sebenernya aku akhir-akhir ini sering dengerin cerita orang, aku tipenya pendengar yang akan memberi tanggapan kalau ditanya. Jikalau masalahnya sensitif kadang ku memilih mendoakan ketimbang menjawab. tapi efeknya setiap mendengarkan cerita orang, kepalaku bisa otomatis penuh pertanyaan, jadi amkin sering istighfar, atau kalo imajinasi lagi liar sambil ketok-ketok meja (if you know what i mean). udahlah ini kenapa pembukanya panjang amat ya.

Judulnya agak kontroversial, namun.... please jangan baper doloooo, better baca ampe kelar (emang ini ada yang baca?) atau gausah baca sekalian (bye~)

cerita pertama: datang dari seseorang yang telah menikah lama dengan suaminya, yang dulunya juga uda pacaran menahun dengan suaminya, karena satu dan lain hal suami yang menikahinya dengan penuh cinta (pengakuan si suami terhadap istri) di PHK dari tempatnya bekerja, Allah Maha Baik, Istrinya bukan ibu rumah tangga, akhirnya setelah di PHK istri menjadi tulang punggung keluarga (literally) awal cerita w sama sekali tidak merasa aneh, ternyata si Istri merasa kelelahan akan peranya yang kurang di apresiasi si suami, dari pengakuan si istri setiap istri pulang kerja istri melihat rumahnya berantakan (mereka jadi tak punya asisten rumah tangga) dari cuci baju dan piring semuanya ia yang kerjakan, si suami sama sekali tak membantu pekerjaan rumah tangga. nyuci, ngepel, ngosek kamar mandi, nyiram taneman, masak, setrika, njemur, untungnya anak mereka sudah besar, kebetulan kuliah diluar kota (bisa dibayangkan biaya kos dan makan anak), Alhamdulillah anak tunggal (bayangkan kalau 11? ngekos semuaaaaa!OMG) lagi-lagi Allah tidak memberi cobaan diluar kemampuan umat-Nya.
Lalu aku bertanya, "biasanya kalo beliau dulu bekerja apakah membantu pekerjaan rumah tangga?"
"tidak."
"Lho jadi emg tidak ada pembagian tugas?"
"tapi saya mampu membayar ART untuk membantu saya, setelah beliau PHK uang saya harus di irit, untuk kuliah anak dan hidupnya di luar kota"
 si Istri mulai tersedu, ia merasa nggondok karena, sudah kerjaan rumah tidak dipegang beliau hanya bermain hp dan menonton televisi, bahkan jika galon habis, beliau tidak "ngeh" sangking asiknya hidup dengan hp dan televisi, harus diingatkan dahulu, baru mau mengangkat atau mengganti galon yg habis. terkadang si Istri sangking suntuknya  sampai meminta tenaga super power terhadap Allah agar supaya ia kuat mengangkat Galon sehingga lengkap sudah ia bisa mengerjakan SEMUANYA. berita baiknya, mereka berdua dianugrahi anak yang penuh dengan berkah, anaknya tiba-tiba mendapat beasiswa, sehingga sungguh meringankan bebannya, si anak juga mulai jadi guru les untuk uang makan.
Si istri cerita terharu karena si anak menyuruh ibunya mencari "ART-pulang-hari" yang meringankan tugasnya dirumah. setelah si Istri selesai menceritakan apa yang membuatnya lelah dia berkata "Ngomong dong rin, kok diem aja"
jujur saat itu w bener-bener sedih ampe ilang semua kalimat, dan w ga kebayang ternyata ada ya(?) laki-laki yang mencintai sepenuh hati (katanya) membiarkanmu berjuang sendirian. Si Istri berkata bahwa 4 tahun di PHK tidak ada tanda-tanda si suami ingin mencari pekerjaan baru, atau bersemangat mencari penghasilan. lalu aku mulai bertanya padanya
"kamu dulu mau nikah ama dia (kata beliau berubah dia, w nampaknya mulai terbawa emosi) , kalimat nglamarnya kek mana sampe mau".
"Apaaa nh maksudnya rin.."
"yeeee jangan marah dulu, setau w Pasangan itu kan KLOP, Suami-Istri merupakan pakaian satu sama lain, apa yang kamu tanam, itu yang kamu tuai, coba instropeksi, kekmana yg bikin suami kamu berubah"
"aku gatau rin, hmmm sebentar.."
....
...
hening
...
iseng-iseng w nanya lagi, "dia pernah bilang ga alesan kenapa dia suka ama u? atau kenapa sih mau nikah ama u?"
"hmm apa karena beliau pernah bilang, ak bukan tipe wanita penntut dan kuat, siap diajak hidup susah..?"
"trus u nanya balik ga? doi siap hidup susah ga?"
"engga"
w terdiaaam men, membisu w, ga tega w ngucapin kalimat di benak w. w bingung mana ada lelaki rela mengajak susah wanita yang ia cintai yang ternyata doi sendiri ga siap bersusah payah.
akhir dari cerita ini biar w dan doi yang tau ya, poinya disini, w bener-bener ga paham, cobaan apa yang lagi dialami si wanita ini, tapi w bangga menjadi kaum wanita yang diciptakan begitu kuat. mau berjuang demi anak dan suaminya, semoga doi bisa selalu istiqomah biar jadi ibadah, bukan sumpah serapah. dan semoga sakinah mawadah warohmah meskipun si suami tak memenuhi kewajibannya sebagai lelaki (menurut w). Oh ya, kalau seperti ini apakah kehidupan ranjang mereka terganggu? maksudku pasti mereka tetep punya kebutuhan satu sama lain (w gabrani nanya tapi w pusing aja gitu, masi napsu ga ya kalo kesel ya kalopun ga napsu emg kebutuhanya bakal ilang?).

Dari Cerita pertama, esensi nikah adalah ibadah emang kuat, kudu kuat ALASAN berani IBADAH jenis ini (w nulis sambil merinding) menikah bukan tentang persetubuhan aja, tapi tanggung jawab yang nempel banyaaaaaaaaak banget. Doa w buat doi semoga doi selalu yakin bahwa JANJI ALLAH ITU PASTI. semangat bosque :')

Ternyata w uda males lanjutin cerita berikutnya, bersambung deh.
*cerita ini telah disetujui oleh narasumber, doi malah ngakak dan jadi hiburan-DASAR WANITA mudah sekali menghiburnya*

ooya buat wanita yang belum menikah--- pengetahuan pria akan kesetaraan gender perlu dipertanyakan sebelum menikah, salah-salah doi anggep u "SELIR" atau "ART" bukan ISTRI. sekedar buat temen ranjang dan beres2 Rumah, bonus menghasilkan uang. bukan masalah Rugi bandar, ini IBADAH, anakmu punya HAK untuk dapet sosok PRIA panutan untuk bekal ia membimbing istrinya besok, atau resiko tentang nanti anak perempuanmu ketakutan menikah karena takut diperlakukan tidak semestinya, atau parahnya anakmu salah mengartikan "menikah" dan "cinta" itu sendiri.

with love
Arin