Minggu, 31 Desember 2017

Kejutan di akhir tahun

Bertemu denganmu itu candu. 
Aku menginginkan lebih lama dari itu. 
Jika ini empat tahun yang lalu tak sulit untukku meminta waktumu. 
Hal yang paling berharga -- yang ingin-ku bagi denganmu. 
Setiap detik denganmu membuatku tahu. 
Begitu berharganya tatapan matamu, begitu mahalnya perhatianmu. 
Terima kasih untuk empat tahun yang lalu. 
Bahkan mengucap terima kasih padamu selalu membuatku sakit. 
Karena aku merasa terima kasih belum bisa menggambarkan rasa syukurku bertemu denganmu empat tahun yang lalu.

Tapi dari semua yang kurasakan, perasaan bahagia yang mendominasi hatiku. Aku sangat bersyukur hidupmu bahagia. Dan akan selalu kupanjatkan doa untuk kebahagiaanmu. Dengan siapa pun kamu, aku begitu bahagia melihatmu baik-baik saja. Ya. Kau layak mendapatkan segala kebahagiaan itu. Semoga kamu makin sayang dan disayang Allah.


-->
See you when I see you Mr. S :)

terima kasih Semesta, untuk kejutan akhir tahun 2017.

Kamis, 10 Agustus 2017

"It hurts to let go, But sometimes it hurts more to hold on"


Selasa, 08 Agustus 2017

Seberpa penting menikah dengan orang yang dicintai?
bukankah rasa cinta itu bisa datang dan pergi tanpa ada garansi?
Seberapa penting menikah dengan orang yang dicintai?
keadaan Iman seseorang saja naik-turun, padahal ini rasa pada illahi Rabbi?
Seberapa penting menikah dengan orang yang dicintai?
Bukankah Allah Maha Pembolak-balik Hati?

Aku tidak pernah berdoa ataupun memohon Jatuh Cinta.
karena aku tau Jatuh itu tidak disengaja, dan sakit luar biasa.
Aku tidak pernah berdoa mengenai Cinta
Karena setiap hari Allah menyuplai diriku ini dengan Cinta

jadi Siapa yang berkuasa akan cinta?

Kamis, 06 April 2017

Just In Time (antara Sabtu atau Minggu II)

Beberapa waktu lalu aku mendapatkan tugas kuliah mempresentasikan mengenai Just In Time
seneng banget aku dapet tugas ini, karena emang aku penasaran bagaiman sebuah efisiensi operasional bisa terjaga sustainability nya wkakaka

Aku bukan tipe mahasiswa cerdas yang langsung mengerti dengan membaca 1 buku, akhirnya seharian aku di perpustakaan untuk mencari contoh-contoh kesuksesan Just In Time

ini salah satu pngertian JIT :

"only what is needed, when it is needed, and in the amount needed” 

berulang kali aku baca, WOW
tau ga yang kepikiran di otakku adalah Allah, Allah selalu ngasih yang kamu butuh diwaktu yang tepat, dan tidak akan asal-asal an ngasih yang kamu pengen.

Manusia ber akal dan berhati, mampu menganalisis sesungguhnya memang yang paling logis adalah kehendak dan kebesaran Allah. Allah is the best Planner!

Okay, melanjutkan tulisanku sebelum ini, ini juga yang mendasari bahwa aku berusaha dengan cara ku dan aku percaya Allah tau itu. karena :

"When Allah knows you're ready for the responsibility of commitment, He'll reveal the right person under the right circumstances. Wait patiently. Don't waste your time searching and wishing. Grow and be ready, you'll see Allah will give you a love story far better than you could ever dream of"

Konsep Just In Time ini menganjarkan akan efisiansi yang dilihat dari tidak perlunya menyimpan persediaan. Aku setuju banget drama percintan yang belum pasti apalagi kudu berjuang sama orang yang belum tentu ngawinin aku, itu suatu contoh ketidak efisien-nan tenaga yang aku keluarin, atau drama meratapi "mana jodohkuuuu~" sambil galau scrolling Instagram mulu, itu juga  pemborosan tenaga,
Aku memilih diriku produktif di hal hal yang aku suka, kayak kuliah, kursus, maen ama babe bunda, kumpul keluarga, maen ama temen-temen, atau apapun deh, nambah temen baru juga makin happy. Aku senang mendapati diriku bisa sibuk dari pagi sampe malem,, mondar-mandir kayak setrikaan yang penting Happy dan bermanfaat

aku ga perlu membuat persediaan-harapan dikawinin yang makin lama-makin menggunung, yang nantinya kalo uda mbludak tu harapan bikin aku jadi pengen nuntut di nikahin, atau jadi keliatan ngebet kawin. Padahal posisi wanita itu susah sih, susah banget,
Sebenernya cinta ni ama lakik, tapi kalo cuma dipacarin doang kok ya gimna gituu
Setuju dipacari tapi kalo nanya kapan dikawinin terkesan ngebet banget
Sedangkan disisi lain, ini aku lagi ngapain sih, khawatir nunggu kabar, dia uda pake jaket apa belom, makanya sembarangan ga ya...(efek ga serumah) bikin aku overthink dan pusing sendiri (kalo uda cinta arin anaknya bisa ga doyan makan kalo uda kuatir) PADAHAL ga ada kewajiban juga..
Mangkanya aku yang pengecut ini emang milih Patah hati di awal, lebih milih kalo jatuh cinta ya berdoa aja (emang wanita bisa apa selain berdoa dan berbenah diri hahahha).

Well, sebut aku pecundang, tapi ketahuilah aku selalu bahagia ketika sahabatku atau temanku dipercaya menikah, aku selalu berdoa akan kebahagiaanya, namun adaaaa aja yang balik nanya dengan beruntun "Kamu kapan? Jangan lama-lama? inget kodrat! milih yang kayak apa? maunya yang kayak gimana sih" aku dibombardir kayak gini sama orang yang ga aku kenal bakal selow, tapi kalau sama orang yg deket aku baper juga, pernah aku jawab: "Doain aku bisa seberuntung kamu ya..bisa dipercaya Allah, ibadah setengah agama ini, untuk kodrat aku ingat kapan aku menstruasi kok, tenang, dan aku berdoa kelak semoga aku bisa punya anak di waktu dan mental yang tepat, aku ga lagi milih, hati aku ada di Allah, aku lagi mengenali diriku sendiri, dan membuat diriku peka, biar aku tau ketika aku uda deket sama jodoh maupun ajalku.." lalu aku berlalu setelah memeluknya.

Be Happy and Be Ready Gengs,

Semoga kita bisa mempersembahkan yang terbaik untuk Allah.
Jauhkan dari penciptaan berhala kecil atas nama "suami" ataupun "anak" karena sesungguhnya yang kita lakukan dan kita kerjakan semua karena dan untuk Allah, Do The Best All The Time.

Notes: Semoga nanti diwaktu yang tepat, aku bisa jadi istri yang bisa dituntun dan berjalan beriringan dengan suami, teman diskusi yang asik buat suami dan anak, sahabat untuk suami dan anak dan semoga keluarga kecil ku kelak adalah keluarga pekerja keras pencari Ridho Allah. AAMIIN
🙌😘🙆

-sekian-

antara Sabtu atau Minggu !

"iya, kalau gak Sabtu, Minggu yaaa~"

itu jawaban yang selalu aku lontarkan ketika ada yang menanyakan kapan aku Nikah.
jawabn itu serius, tapi selalu dianggap bercanda. Jelas aku ingin menikah di weekend biar kalian bisa dateng guys!


akhirnya aku menulis ini bukan karena aku galau aku gabisa mastiin tanggal Nikahan aku, tapi aku pengen jawab lebih detail apa konsep Nikah menurt aku.
Ditengah paradigma pertanyaan "kapan Nikah?" sudah menjadi basa basi asu dan receh di hidupku akhir-akhir ini. mungkin karena umurku yang mengijak perawan tua dimata mereka (padahal ibuku menikah umur 28 jaman dulu) wkwkwk

Menikah bukan sekedar tentang bersenggama atau reproduksi belaka, namun tentang tanggung jawab kita terhadap Tuhan.
Dalam Islam, menikah itu Ibadah yang nilainya setengah Agama. karena setiap yang aku kerjakan buahnya pahala, seru abis kaaaaan?

Menikah bukan tujuan utamku dalam hidup, Tujuan ku dalam hidup adalah menjadi Hamba yang berhasil memberikan yg terbaik untuk Tuhan, salah satunya mungkin dengan menikah mengharap ridho-Nya.

Jadi, menurt aku, menikah itu tentang dipercaya sama Allah, bukan seperti UN, SNMPTN yang sudah ada jadwal pastinya -siap atau ga siap-

kesiapanku yang tau cuma Allah, namun demikian aku ini sedang berjuang.
banyak orang yang tidak mengenalku menggap aku tidak berjuang dan tidak kepikiran untuk menikah, salah.

Aku sedang berjuang agar diepercaya Allah.
setiap wanita selalu mendambakan pasangan yang membimbing bukan menggiring, atau menuntun bukan menuntut, untuk itu aku butuh menyipakan ilmu dan mentalku agar aku pantas dituntun dan dibimbing. bisa bayangkan jka kualitasku belom siap, maka malapetka untuk laki-laki yang mendampingiku kerepotan harus mengurusku berlebihan hahahhaha.
Pengalaman masa kecil ketika aku selalu bisa berdiskusi dengan Ibunda yang begitu sabar tanpa mengomel dan amarah, bayangkan ketika mentalku yang masih suka mengomel dan marah-marah ini tiba-tiba harus mengurus bayi yang tidak dapat diajak berdiskusi.
Selanjutnya aku berpikir bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia, mungkin karena ilmuku masih terlau dangkal, aku masih disuruh menuntut ilmu sebelum dipercaya menikah, karena menikah adalah kepercayaan Spesial dari Allah.

Menikah itu Hanya Allah yang tau kapan dan dengan siapa.

O yaa! satu lagi, saya dulu sangat memimpikan menikah dengan orang yang saya cintai hahah
namun lambat laun saya takut salah mencintai, jadi saya akan lebih menyederhanakannya, saya ingin mencintai orang Pilihan Allah karena Allah. suatu hari ketika saya setuju untuk menikah, berarti saya setuju mencintai dirinya karena Allah. lebih simple dan sederhana.
karena saya kebetulan belum berhasil Jatuh CInta lagi atau Jarang berbalas juga ketika saya jatuh cinta HAHHAHA.

Sebaik-baiknya pelindung bukanlah lengan suami namun pelukan hangat Allah yang selalu terasa sampai ke Hati dan urat Nadi.

Ya, aku terlalu gengsi menggantungkan kebahagiaanku ke manusia, kalau aku sampai bahagia dibuatnya, pasti itu karena Allah.

-bersambung-

Jumat, 13 Januari 2017

Berbuat baik itu bukan PIUTANG



Pernah merasa kecewa ketika kamu berbuat baik kepada seseorang, namun ternyata orang itu tidak berbuat sama kepadamu?
Atau kamu merasa kesal pada seseorang yang pernah kamu bantu mati-matian namun disaat kamu membutuhkan bantuan dia tidak bisa memenuhi ekspektasimu?

Menggerutu dan bersungut sungut "Deeeeeh giliran aku minta tolong gabisaa"

Well, sadar atau tidak kamu seperti sedang menagih utang kepada orang-orang yg telah kamu bantu. Kenapa utang? Karena kamu menginginkan mereka bersikap seperti yg kamu lakukan.. istilahnya dia meminjam 100.000 darimu, dan kamu mencatatnya pada akun piutang. Jika begitu jangan lupa untuk membuat akun piutang tak tertagih, agar sesuai dengan konsep Prudence~ hati-hati kita memelihara harapan. Berharap orang yg kita utangin kebaikan membalas~ hahahha.

Aku sama sekali bukan orang baik. Sama sekali. Dengan orang lain aku tidak pernah punya rencana untuk berbuat baik. Menurutku berbuat baik itu naluri, tidak direncanakan, tidak diprogram untuk sapa saja, dan untuk apa. Semua terjadi begitu saja.

Contoh yaaa contoh, ada seseorang datang ke kamu, ingin meminjam uang 1juta rupaih,kamu dengan kondisi hanya bisa membantu 350rb rupiah, yaudah. Kasih 350rb, tapi DIKASIHIN. Jangan dianggap utang. Kasih yang kamu mampu, beri yg kamu ga perlu tagih. Semampunya-Sebaik-baiknya.

Bunda pernah bilang, berbuat baik itu tugas seluruh Manusia yg dipersembahkan untuk Allah. Untuk Sang Pencipta. Ga ad hubunganya siapa yg kudu dibaikin, dipilih, dinatasi, dan direncanakan secara berlebihan.

Menurutku berbuat baiklah semampunya, seperlunya. Tanpa menagih. Tanpa mengingat. HahahaHAHAHA semau kamu aja.
Kok gitu, seperlunya?kamu pamrih dong?
Poinnya bukan disitu, aku berprogres untuk fokus melakukan yg terbaik untuk Allah, bukan fokus harus berbuat baik ke siapa, biarlah Semoga Allah mempercayakan aku kesempatan berbuat baik, dan membuatku nyaman dalam berbuat baik. Jadi ga akan timbul kata-kata "Aku uda baik ma dia,kok dia gitu ya sama aku" - dan kalimat kalimat penagih utang lainya. Percayalah jika kamu menanam kebaikan karena Allah, yang membalas itu Allah langsung, bukan yg kamu bantu.

Oiya.. Manusia itu makhluk sosial, butuh orang lain, bahagia apabila dibutuhkan, bahagia bila dapat membantu, bahagia dapat berbagi,
coba diinget yang sakit hati karena merasa dimanfaatkan, sesungguhnya kamu sedang menerapkan teori manusia itu makhluk sosial, hahaha tenang broooo~ kalo kamu dimanfaatkan, tapi tubuhmu ga berkurang se inci pun. Kamu ga sedang rugi, dan kamu ga lagi ngasih utang. Kamu sedang Berbahagia. Gausah dipikir ga dibales apalagi dijahatin. Mereka membutuhkan kamu. Dan kamu dipercaya lebih oleh Allah.


-with love-
Arin

Kamis, 05 Januari 2017

Bahagia itu Menular



Dari TK sampe sekarang Kuliah season 2 , pertanyaan Babe Bunda selalu sama "Gimana? Tadi seneng di kelas?"
Kalo diinget inget beliau berdua emg jarang nanyain ada PR apa engga, atau besok ulangan apa engga, terkesan kayak sok sok cuek biar keliatan keren gt.. malah aku pernah ditegur gara-gara belajar kelamaan, sebelom ujian pantang belajar lama-lama kata babe, harusnya main, makan enak, nonton film, tidur cukup.

Sebelumnya, waktu longweekend tahun baru kemarin, kita bertiga pergi ke Jawa Timur, waktu itu aku nyetir gantiin babe, bunda didepan nemenin aku, iseng aku nanya "Bun, susah ga sih ngurus anak? Gimana sih Bun biar bikin anak-anak Bunda ngerasa bahagia terus kayak yg aku rasain gini?"
Bunda terkekeh lalu akhirnya menjawab, "Bahagia itu menular, mungkin karena bunda-babe selalu bahagia punya kalian berdua, jadi kalian tertular bahagianya kami.."
"Hooo gitu tok? Udah?"
"Iylaaah, trus piye meneh?"
Aku menyetir sambil terus tersenyum meng Aamiin-i. Iya semoga ya bun.. semoga kita selalu bisa menularkan kebahagiaan.

Tak lama dari percakapan ini, beliau berdua terlelap. Ya. Ini kisahku, Sopir Pantura yang riang gembira 🤣🎈