Kamis, 06 April 2017

antara Sabtu atau Minggu !

"iya, kalau gak Sabtu, Minggu yaaa~"

itu jawaban yang selalu aku lontarkan ketika ada yang menanyakan kapan aku Nikah.
jawabn itu serius, tapi selalu dianggap bercanda. Jelas aku ingin menikah di weekend biar kalian bisa dateng guys!


akhirnya aku menulis ini bukan karena aku galau aku gabisa mastiin tanggal Nikahan aku, tapi aku pengen jawab lebih detail apa konsep Nikah menurt aku.
Ditengah paradigma pertanyaan "kapan Nikah?" sudah menjadi basa basi asu dan receh di hidupku akhir-akhir ini. mungkin karena umurku yang mengijak perawan tua dimata mereka (padahal ibuku menikah umur 28 jaman dulu) wkwkwk

Menikah bukan sekedar tentang bersenggama atau reproduksi belaka, namun tentang tanggung jawab kita terhadap Tuhan.
Dalam Islam, menikah itu Ibadah yang nilainya setengah Agama. karena setiap yang aku kerjakan buahnya pahala, seru abis kaaaaan?

Menikah bukan tujuan utamku dalam hidup, Tujuan ku dalam hidup adalah menjadi Hamba yang berhasil memberikan yg terbaik untuk Tuhan, salah satunya mungkin dengan menikah mengharap ridho-Nya.

Jadi, menurt aku, menikah itu tentang dipercaya sama Allah, bukan seperti UN, SNMPTN yang sudah ada jadwal pastinya -siap atau ga siap-

kesiapanku yang tau cuma Allah, namun demikian aku ini sedang berjuang.
banyak orang yang tidak mengenalku menggap aku tidak berjuang dan tidak kepikiran untuk menikah, salah.

Aku sedang berjuang agar diepercaya Allah.
setiap wanita selalu mendambakan pasangan yang membimbing bukan menggiring, atau menuntun bukan menuntut, untuk itu aku butuh menyipakan ilmu dan mentalku agar aku pantas dituntun dan dibimbing. bisa bayangkan jka kualitasku belom siap, maka malapetka untuk laki-laki yang mendampingiku kerepotan harus mengurusku berlebihan hahahhaha.
Pengalaman masa kecil ketika aku selalu bisa berdiskusi dengan Ibunda yang begitu sabar tanpa mengomel dan amarah, bayangkan ketika mentalku yang masih suka mengomel dan marah-marah ini tiba-tiba harus mengurus bayi yang tidak dapat diajak berdiskusi.
Selanjutnya aku berpikir bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia, mungkin karena ilmuku masih terlau dangkal, aku masih disuruh menuntut ilmu sebelum dipercaya menikah, karena menikah adalah kepercayaan Spesial dari Allah.

Menikah itu Hanya Allah yang tau kapan dan dengan siapa.

O yaa! satu lagi, saya dulu sangat memimpikan menikah dengan orang yang saya cintai hahah
namun lambat laun saya takut salah mencintai, jadi saya akan lebih menyederhanakannya, saya ingin mencintai orang Pilihan Allah karena Allah. suatu hari ketika saya setuju untuk menikah, berarti saya setuju mencintai dirinya karena Allah. lebih simple dan sederhana.
karena saya kebetulan belum berhasil Jatuh CInta lagi atau Jarang berbalas juga ketika saya jatuh cinta HAHHAHA.

Sebaik-baiknya pelindung bukanlah lengan suami namun pelukan hangat Allah yang selalu terasa sampai ke Hati dan urat Nadi.

Ya, aku terlalu gengsi menggantungkan kebahagiaanku ke manusia, kalau aku sampai bahagia dibuatnya, pasti itu karena Allah.

-bersambung-

Tidak ada komentar: